Kamis, 06 September 2012

Kalimat 'Menggairahkan' Tentang Tanah

         Dramaga, 6 september 2012 (08.00 WIB). "Jangan jadikan otak anda sebagai gudang, tapi perlakukan otak anda sebagai pabrik". Sontak saja terkaget mendengar kalimat pembuka yang terlontar dari Bapak Budi Nugraha, seorang dosen mata kuliah Pengantar Ilmu Tanah. Loh, ilmu tanah kok pembukaanya malah filosofi? Ya, itulah yang penulis terima di hari pertama kuliah Pengantar Ilmu Tanah. Mata kuliah yang sebenarnya bukan dari departemen pengampu si penulis. Mata kuliah ini merupakan mata kuliah wajib yang harus penulis ambil dari departemen lain. 
                Kalau otak anda dijadikan gudang, setelah anda keluarkan isinya maka tidak ada lagi yang tersisa. Tapi jika anda memperlakukan otak anda sebagai pabrik, maka anda tidak perlu khawatir karena otak anda akan tetap bisa memproduksi apa yang sudah otak anda keluarkan. Itulah kelanjutan kalimat yang Pak Budi sampaikan. Cukup menarik untuk dicermati. Tentunya tiap orang bebas untuk menafsirkan apa yang beliau sampaikan. Penulis pun masih terus mencoba mengeksplorasi kalimat yang Pak Budi sampaikan. Apa sebenarnya yang beliau ingin sampaikan? Lagi-lagi jawabannya terserah bagaimana otak anda berkreasi untuk menafsirkan kalimat Pak Budi. Yang jelas jangan perlakukan otak anda sebagai gudang, tapi sebagai pabrik.
                Kuliah hari ini memang baru pendahuluan, itu sebabnya Pak Budi mengawali kuliah dengan sebuah statement yang cukup 'menggairahkan'. Anehnya lagi, ternyata tidak sampai disitu pernyataan-pernyataan 'menggairahkan' dari Pak Budi. Tiap materi mengenai Ilmu Tanah yang beliau sampaikan selalu dihubungkan dengan realita sosial, beliau beberapa kali menyebut dengan istilah dimensi sosial. Ya, mungkin memang sudah selayaknya mahasiswa diajak untuk peka terhadap realita sosial yang ada di sekitarnya. 
                "Apakah Anda siap hidup di rumah susun? Rumah yang tidak berpijak pada tanah secara luas." Lagi, pertanyaan itu sungguh 'menggairahkan' bagi penulis. Mencoba berpikir beberapa detik, penulis akhirnya sadar bahwa begitulah realita sosial yang akan dihadapi. Di mana keterbatasan lahan akan 'memaksa kita untuk tinggal di rumah susun, kecuali jika kita mau terus mengkonversi lahan pertanian menjadi perumahan. Apakah kita sudah tidak mau memproduksi pangan dengan terus mengubur sawah menjadi gugusan beton? Semoga para developer sadar akan hal itu, dan sebagai generasi penerus tentunya kita wajib memikirkannya juga.
              Tidak berhenti disitu, menyangkut masalah korupsi yang merebak di bangsa ini, Pak Budi bertanya apakah maling itu sama dengan koruptor? Jawabannya sudah barang tentu "Ya". Pembedanya hanyalah bagaimana cara mencurinya. Ketika 230 juta warga Indonesia dicuri uangnya masing-masing seribu rupiah, maka tidak akan ada yang merasa. Tapi ketika seorang warga Indonesia dicuri uangnya satu juta rupiah, tentu rasa kehilangan akan menggelayuti. Itulah dua prinsip mencuri yang amat berbeda dari maling konvensional dengan maling modern. Pertanyaanya, apakah kita sadar akan hal ini?
               Pejabat mengatakan pupuk sudah terdistribusi secara merata ke seluruh pelosok nusantara. Pak Budi dengan lantang mengatakan "Itu semua bohong, coba pejabat yang ngomong itu suruh turun langsung ke  desa-desa untuk memastikannya!". Hidup jangan berpijak pada lidah, karena lidah tidak bertulang. Berpijaklah pada bumi. Begitu kata Pak Budi. Bagaimana mungkin pengambil kebijakan bisa menentukan kebijakan yang tepat untuk masalah kemiskinan kalau peserta rapat pembahasan kemiskinan saja tidur di hotel mewah dan makan makanan enak. "Pejabat itu pandai beretorika", tutup Pak Budi.
                Lagi, sebuah pertanyaan tajam tertuju pada mahasiswa, "Siapa yang sebelum kuliah menyiram tananam dulu?" Tidak ada yang menjawab. Dengan sorot mata tajamnya Pak Budi melanjutkan, "berani-beraninya kaliah bernafas kalo ngga nyiram tanaman. Kalian pikir siapa yang mampu menghasilkan oksigen?" Dengan logat jawanya Pak Budi begitu menggebu-gebu mengatakannya. Mahasiswa hanya tersenyum malu. Kembali sebuah pertanyaan 'menggairahkan' terlontar dari Pak Budi, "siapa yang makan nasinya ngga bersisa sebutirpun tadi pagi?" Seorang mahasiswa menjawab, "sarapan saja belum Pak." Pak Budi tak menggubrisnya, beliau melanjutkan "coba kalo tiap orang Indonesia sarapannya menyisakan satu bulir nasi, berapa bulir nasi yang terbuang?" Lebih dari 230 juta bulir nasi. Bayangkan bahwa untuk menghasilkan padi, petani harus menunggu 3 bulan, dan kita membuangnya begitu saja.
                    Tanpa sadar, ternyata penulis justru banyak mencatat kalimat-kalimat falsafah dari Pak Budi daripada materi tentang Ilmu Tanah yang menjadi mata kuliah wajib bagi penulis. Tidak terasa jam kuliah pun berakhir. Satu kalimat 'menggairahkan' kembali terlontar dari Pak Budi. Hidup itu sederhana saja, HIDUP ITU HANYA BERBUAT DAN BERTANGGUNG JAWAB. Itulah kalimat penutup dai Pak Budi, tetap dengan logat jawanya.
SEKIAN

(Ditulis oleh seorang mahasiswa  yang duduk di paling belakang pada kuliah perdana   Pengantar Ilmu Tanah. Ruang RK 16 FAC 401 A  pada  pukul 08.00-09.40 WIB , Bogor Agricultural University)
Terima Kasih Bapak Budi Nugraha.
                   

Selasa, 21 Agustus 2012

Segenap crew  yang bertugas mengucapkan selamat hari raya Idul Fitri 1433H
Minal Aidzin wal Waidzin
Mohon Maaf Lahir dan Batin

Rabu, 01 Agustus 2012

Sambungkan titik-titik

Memulai hari dengan mempraktikan ilmu yang dipunya merupakan hal yang sangat menyenangkan di awal bulan Agustus ini. Betapa tidak, ketika kebanyakan manusia seumurannya terlelap tidur, penulis mendapat kesempatan untuk menjadi seorang MC,Moderator, dan bonusnya adalah motivator.

Menyenangkan saat penulis bisa menyambut udara pagi di pinggiran kota hujan, lalu melakukan hal yang bermanfaat. Apalagi di bulan puasa yang konon semua kebaikan akan dibalas berkali-kali lipat oleh Sang Maha Pemberi.

Dimulai dengan mengucapkan syukur kehadirat Tuhan YME, yang menguatkan penulis untuk melangkahkan kaki menuju sebuah tempat, menguatkan mata penulis untuk sejenak meninggalkan nikmatnya terlelap, serta memberi kesempatan kepada penulis untuk bisa mewujudkan rasa syukur dengan jalan berkarya. Mungkin Tuhan tidak memudahkan penulis, tapi Tuhan menguatkan penulis untuk melakukan kebaikan. Karena ketika manusia diberi kemudahan, maka ia akan mudah terlena.

Dilanjutkan dengan senandung cinta kepada Rasullulloh SAW, yang selalu menjadi tokoh idola bagi penulis. Memanjatkan salam kepada Rasul, semoga penulis termasuk dalam kelompok umat yang mendapat syafaatnya dan bisa bertemu dengannya di akhirat kelak. Penulis mulai mengeluarkan aksi melankolisnya ketika berkisah mengenai Perang Badar dan khalifah Umar bin Khattab. Penulis berharap frekuensi semangat para Mujahidin di perang Badar bisa sampai kepada penulis dan orang-orang disekitarnya.

Kali ini saatnya penulis menjadi penyimak, karena akan ada karya Tuhan YME yang akan disampaikan melalui sesosok anak cucu Adam sebagai medianya. Public speaking. Ya, itulah ilmu dari Tuhan yang akan penulis simak. Antusias menjadi kata pertama dihati penulis ketika sesosok anak cucu Adam mulai menyampaikan karya Tuhan. Satu per satu ilmu dari Tuhan mulai tercatat di pikiran penulis. Sedikit mengangguk, menunduk, senyum, bahkan sekedar mengatur kembali posisi kacamata adalah sekelumit hal kecil yang penulis lakukan sebagai reaksi atas apa yang ia dengar.

Giliran penulis pun tiba, ia harus merangkum dan memberi kesempatan kepada manusia lain untuk berkarya juga. Dengan gaya khas tangan di saku celana, penulis mencoba menampilkan yang terbaik. Tak ada ispirasi. Sejujurnya itulah yang berkecamuk di pikiran penulis. Tapi ia yakin dan berani keluar dari zona nyaman. Ia memberanikan diri untuk menghadapi resiko kegagalan. Karena penulis yakin, orang yang tidak pernah gagal sejatinya adalah orang yang tidak pernah melakukan apapun.

Mulailah penulis menemukan titik terang. Sebuah syair seketika muncul.  Connecting the dots. Ya, itulah salah satu peran vital public speaking. Penulis terispirasi kalimat Connecting the dots dari sebuah karya Tuhan yang disampaikan melalui seseorang bernama Rhenald Kasali. Mencoba mengaitkan connecting the dots dengan public speaking, penulis berhipotesa bahwa apa gunanya gagasan jika hanya disimpan dalam hati. Orang lain tidak akan tahu, karena manusia tidak tercipta untuk berkomunikasi antar hati. Penulis yakin bahwa dengan public speaking, manusia bisa menyampaikan karya Tuhan kepada orang di sekelilingnya minimal. Public speaking menjadi suatu sarana untuk menyambungkan titik-titik yang ada di dunia ini. Penulis beranggapan bahwa dunia ini terdiri dari titik yang tak terhingga jumlahnya. Tidak ada maknanya jika titik-titik itu berdiri sendiri. Semua akan bermakna jika titik-titik itu tersambung satu sama lain sehingga menciptakan makna dan bisa memberi manfaat. Public speaking adalah salah satu jalan untuk menyambungkan titik-titik yang ada di satu otak manusia ke titik-titik di otak manusia lain. Sebagai harapan tentunya hasil persambungan titik-titik tersebut bisa bermanfaat bagi alam raya. Karena penulis percaya bahwa sesuatu yang dilakukan tanpa memberi manfaat kepada dunia di luar tubuhnya, maka apa yang dilakukan itu hanya akan menjadi angin lalu yang ikut terkubur bersama matinya sang pelaku.

Penulis mulai terlelah untuk terus berkarya di hari itu. Rasanya ia mendapat perintah entah dari siapa bahwa sudah cukup apa yang ia lakukan. Penulis mulai membawa orang disekitarnya untuk masuk ke area penyelesaian. Dan harapanpun terujar dari penulis. Ia berharap bahwa apa yang ia dan orang disekitarnya lakukan merupakan suatu kebaikan dan bermanfaat. Imajinasi penulis muncul, semoga apa yang ia lakukan direkam sebuah media massa milik Tuhan, dan akan ditayangkan kelak di hari Perhitungan sebagai sebuah rekaman yang bernilai kebaikan. 


Ditulis dengan sadar oleh seorang penulis yang punya mimpi suatu saat akan mengamalkan public speaking yang bermanfaat di depan ribuan massa.

Rabu, 25 Juli 2012

Kutipan Kicauan

  • Otak itu penuh dengan potensi, asalkan kita mau membuka plastik penutupnya
  • Perjumpaan adalah lanjutan dari perpisahan lain
  • Hidup itu mudah, kalau kita berbicara dengan orang sukses
  • Hidup itu susah, kalau kita berbicara dengan orang susah
  • Berkarya itu tidak harus bekerja, tapi kata-kata yang terlontar pun sejatinya adalah sebuah karya
  • Mengatakan buruk itu mudah, tapi lebih mudah jika kita melakukan hal buruk
  • Mengatakan hebat pada karya orang itu susah, tapi lebih susah kalau kita melakukan hal hebat itu
  • Berkata jujur itu gampang, selama hanya hati kita yang mendengar
  • Berkata bohong itu susah, selama hati kita masih mendengar kebohongan itu
  • Menentukan pilihan itu susah, kalau hanya mengikuti pilihan yang ada
  • Menikmati karya cipta Tuhan sungguh menyenangkan, asalkan kita mau menyempatkan diri untuk bersyukur
  • Saatnya kita berani mengatakan bahwa kita orang baik, tapi beranikah kita mengatakan bahwa kita telah menunaikan kejahatan?
  • Menaati peraturan itu susah, selama aturan itu belum tertulis di sukma kita
  • Menjadi baik itu mudah, asalkan baik menurut versi nafsu manusiawi kita
  • Menjadi jahat itu susah, asalkan kita mengikuti fitrah manusia sebagai mahluk ciptaan-Nya
  • Inilah dunia, dimana kita adalah pemainnya
  • Mendengar teman bahagia dan kita pun ikut bahagia. Itu teorinya, faktanya?? Perlu dipertanyakan
  • Anak muda haruslah selalu semangat, itu kata para senior kita. Coba tanyakan pada mereka bagaimana masa mudanya. Selalu semangatkah?
  • Perpisahan adalah awal dari perjumpaan lain.
  • Pilihan yang sedikit hadir karena otak kita masih terbungkus rapi

Itulah sinyal-sinyal di otakku yang coba aku salurkan melalui jemariku di atas media pemberian Tuhan. Teruslah berkarya wahai diriku, karena kau ada untuk itu. (Agung Dwijayanto, seorang anak penjual koran berisi mahakarya Yang Maha Kuasa)

Multi Peran, pengakuan kemampuan atau perjudian?

Dramaga,Bogor. Banyak dari kita yang sering diberi kesempatan untuk memainkan berbagai peran yang sebenarnya ranah kompetensi kita bukan disitu. Akan tetapi, sebagai manusia yang dianggap mampu, kadang kita mengambil job tersebut. Berbagai alasan melatarbelakangi pengambilan keputusan tersebut. Ada yang hanya karena merasa tertantang, tapi ada pula yang memang harus mengambil karena tidak ada sosok lain yang dianggap mampu selain kita.

Perlu diperhatikan bahwa kita ditunjuk untuk mengambil peran tersebut bukan tanpa alasan. Pertama, jelas kita dianggap memiliki kemampuan lebih sehingga dirasa mampu untuk mengambilnya. Kedua, tidak ada orang yang mampu secara spesifik di bidang tersebut, sementara kita disinyalir mampu mengambilnya walaupun kita juga bukan ahli di bidang itu. Ketiga, mungkin saja ada pihak yang memang sengaja ingin mengetes kita apakah kita mampu untuk mengerjakan tugas diluar kemampuan spesifik kita.

Hal terpenting ketika kita diberi peran yang tidak sesuai dengan kemampuan asli kita adalah pikirkan dulu apakah kita mampu untuk melaksanakan peran tersebut atau tidak. Coba lihar dari berbagai sudut pandang, kalau perlu coba lihat dari sisi "luar kotak". Ketika kita masih tetap galau dengan keputusan yang kita ambil, cobalah untuk mengembalikan semua itu pada Yang Maha Memutuskan. Mengadulah kepada-Nya. Biarkan kita dituntun oleh-Nya untuk menentukan pilihan mana yang paling tepat. Percayalah bahwa rencana dan keputusan Tuhan adalah yang paling tepat untuk mahluknya.

sekian catatan ringan dari seorang penjual kreativitas.

Sabtu, 30 Juni 2012

Finansialisasi Seni




Merasa terganggu dengan kehadiran pengamen zaman ini? Sebenarnya rasa terganggu itu subjektif masing-masing orang. Tapi jangan khawatir bagi anda yang merasa tidak nyaman dengan keberadaan pengamen, karena rasa-rasanya saat ini makin banyak orang yang merasa terganggu dengan kehadiran pengamen di sekitar kita.

Sejatinya, pengamen adalah manusia kreatif nan percaya diri. Mereka adalah golongan orang-orang yang berani menampilkan kemampuannya di depan khalayak umum tanpa memperdulikan setting panggung, waktu, ataupun situasi di sekitarya. Sudah sepatutnya kita mengapresiasi eksistensi mereka. Nyatanya merekalah hiburan alternatif untuk masyarakat. 

Hal yang lumrah terjadi sekarang adalah mulai bergesernya nilai-nilai yang disampaikan para seniman jalanan ini. Terutama di kota-kota besar, sering terjadi aksi "tengil" para pengamen. Banyak diantara mereka yang memaksa "para pendengar"nya untuk memberi imbalan. Bahkan ada beberapa oknum pengamen yang memasang nominal yang harus diberikan oleh audiens-nya, baik itu melalui sindiran maupun secara denotatif. Ini tentu sebuah tindakan yang mencoreng nilai seni. Tidak selayaknya seseorang yang ingin disebut seniman memaksa penikmat seni untuk memberikan "feedback" dalam bentuk materi. 



Sebagai penikmat seni, tentunya kita pasti akan memberikan "feedback" kepada seniman (pengamen.red) baik dalam bentuk apresiasi ataupun dalam bentuk materi. Tanpa ragu, seorang penikmat seni pasti akan memberi imbalan dalam bentuk materi kepada pengamen jika memang apa yang ditampilkan pengamen tersebut berkualitas. Karena imbalan dalam bentuk materi adalah hal yang identik untuk karya yang ditampilkan pengamen. Akan tetapi, jika penampilan pengamen tersebut memang alakadarnya, tentunya para pendengar agak lebih selektif dalam memberikan imbalan. 

Memang hal ini tidak terjadi pada semua pengamen. Masih banyak pengamen yang menjunjung tinggi etika dalam dunia seni serta menampilkan karya yang berkualitas. Bahkan tidak sedikit pengamen yang sukses di industri musik. Banyak juga pengamen yang memberi inspirasi bagi orang lain, baik melalui karyanya ataupun perilakunya yang baik.

Sudah saatnya oknum pengamen yang kerap memaksa untuk meminta imbalan merenungi aksinya. Yakinlah bahwa penikmat seni pasti memberi imbalan jika memang apa yang ditampilkan memang berkualitas. Mulailah untuk memperbaiki sikap, serta terus menggali kreativitas untuk menciptakan karya besar dan berkualitas. Berhentilah mencoreng nama pengamen yang sejak dahulu dikenal sebagai seniman jalanan.

gambar by detik.com

Rabu, 20 Juni 2012

Terima kasih atas kunjungan Anda ke blog ini. Saya mengharap kritik dan saran konstruktif Anda demi perbaikan konten blog ini.

Kritik dan Saran bisa langsung lewat kanal komentar di blog ini, atau kirim ke email saya di agungdwijayanto@ymail.com
atau via twitter saya di @adwijayanto

Terima Kasih

pengelola blog: Agung Dwijayanto
                           Mahasiswa Departemen Geofisika dan Meteorologi
                           Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
                           Institut Pertanian Bogor (Bogor Agricultural University)


Doa Setelah Shalat Tahajud

Saya bukanlah seorang individu yang religius dan banyak menghabiskan waktu di masjid. Sebagai mahasiswa, saya lebih banyak beraktivitas di kampus untuk belajar, berorganisasi, dan berolah raga, serta sesekali beribadah di masjid terutama untuk menunaikan shalat Jum'at. Alloh SWT memberi saya kesempatan di suatu sepertiga malam untuk shalat Tahajud. Itu terjadi di sela-sela saya menonton sepak bola. Tidak seperti biasanya, saya terpanggil untuk shalat tahajud di kost baru saya. Singkatnya, saya kemudian shalat. Lebih tidak biasa lagi, saya iseng membaca terjemahan bacaan doa setelah shalat Tahajud. Buku ini sengaja saya bawa dari rumah untuk refresh ruhaniah ketika iman saya terasa tidak stabil.
Bukan bermaksud pamer ibadah, tetapi saya ingin berbagi sesuatu yang saya anggap baik. Semoga bisa menjadi pengingat saya untuk terus mengamalkannya. Syukur-syukur bisa menginspirasi para pembaca untuk mengamalkannya juga. Berikut terjemahan doa setelah shalat Tahajud yang saya ambil dari buku Risalah Tuntunan Shalat Lengkap karya Drs. Abu Bakar, S.M.  

Wahai Tuhanku, bagi Engkau segala puji. Engkaulah penegak langit dan bumi serta segala isinya, dan bagi Engkau segala puji. Engkaulah raja penguasa langit dan bumi serta segala isinya, dan bagi Engkau segala puji. Engkaulah cahaya langit dan bumi, dan bagi Engkau segala puji. Engkaulah Yang Maha Haq, janji Engkau benar, perjumpaan dengan Engkau benar, surga itu benar, neraka itu benar, para Nabi itu benar, Nabi Muhammad itu benar dan hari kiamat itu benar. Wahai Tuhanku, kepada Engkaulah aku berserah diri, dengan Engkau aku beriman, kepada Engkau aku bertawakal, kepada Engkau aku kembali, dengan Engkau aku rindu, dan kepada Engkau (pula) aku berhukum. Karena itu ampunilah dosa-dosaku yang telah lalu dan yang akan datang, yang tersembunyi dan yang nyata. Engkaulah Tuhan yang terdahulu dan yang terakhir, tidak ada Tuhan kecuali Engkau dan tiada Tuhan selain Engkau, tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan izin Alloh. Wahai Tuhanku, masukkanlah aku melalui tempat masuk yang benar dan keluarkanlah aku melalui tempat keluar yang benar, dan jadikan untukku di sisi Engkau kekuasaan yang dapat menolong.

Itulah terjemahan doa setelah shalat Tahajud. Coba resapi setiap katanya. Sunnguh sebuah karya sastra yang luar biasa. Semoga Alloh SWT membuka pintu hati kita agar kita bisa menikmati dan meresapi isi doa tersebut hingga tanpa terasa air mata bisa menetes sebagai ekspresi betapa besar kekuasaan Alloh, dan betapa kita manusia yang tidak berdaya tanpa pertolongan-Nya.  

Sebuah tulisan singkat karya seorang muda yang sedang berjuang untuk mengharap ridho Alloh dengan jalan berjihad sebagai seorang penuntut ilmu. Agung Dwijayanto

Rabu, 16 Mei 2012

Efek Perubahan Iklim Global Terhadap Sebaran Vegetasi


Perubahan iklim menjadi pembicaraan hangat yang makin populer di abad ini. Istilah gas rumah kaca melekat erat dengan perubahan iklim global. Disinyalir, gas-gas inilah aktor utama dibalik fenomena perubahan iklim global. Akan tetapi, manusialah yang paling bertanggung jawab atas fenomena perubahan iklim ini.
Masyarakat bumi saat ini tidak hanya merasakan kenaikan suhu rata-rata bumi, namun ada banyak efek berantai yang sangat berbahaya bagi kelangsungan hidup mahluk bumi. Salah efek perubahan iklim global adalah menurunya keanekaragaman hayati di bumi.
Penurunan keanekaragaman hayati terjadi karena banyaknya spesies yang mati akibat memburuknya iklim global, sehingga beberapa spesies tidak mampu menyesuaikan diri lagi dengan lingkungan. Selain itu, perubahan iklim secara perlahan namun pasti dapat mempengaruhi sebaran vegetasi di permukaan bumi. Nyatanya tidak hanya hewan yang terpengaruh seberannya akibat perubahan iklim, vegetasi pun turut menyesuaikan diri dengan perubahan iklim.
Berdasarkan riset NHREEL, efek emisi gas rumah kaca meliputi dua hal utama, yaitu siklus karbon global dan biodiversitas di bumi.  Menariknya, dengan menghangatnya bumi akibat meningkatnya gas rumah kaca, redistribusi vegetasi dapat mempengaruhi terestrial biosfer untuk menjadi sumber CO2 baru (mempercepat pemanasan global), atau sebaliknya menjadi penyerap emisi gas rumah kaca (khusunya CO2). Sebagai gambaran, bumi yang hangat akan mendukung hutan-hutan yang kaya akan stok karbon. Akan tetapi, hal ini tidaklah menggembirakan karena banyak vegetasi yang tidak tahan terhadap suhu yang terlalu panas. Hal ini menyebabkan keanekaragaman hayati menurun. Contoh lainnya adalah, mulai adanya vegetasi yang tumbuh di daerah yang dulunya hanya bisa ditempati oleh organisme yang tahan terhadap cuaca ekstrem (dingin). Beberapa bagian di kutub bumi yang nampak sedikit menghijau menunjukan bahwa suhu disana mulai memungkinkan adanya vegetasi baru yang notabene tidak begitu tahan dingin. Artinya, suhu di kutub relatif meningkat.
Menurut Kirilenko dan Solomon (1997), kapasitas terestrial biodiversitas untuk mereduksi dan menyimpan karbon atmosfer akan lebih besar jika suhu bumi tidak terus meningkat. Ada satu hal yang perlu dicermati bahwa peningkatan intensifikasi pertanian di daerah lintang tinggi akan mengakibatkan penurunan secara permanen kemampuan bumi untuk menyimpan karbon dari kemampuan aslinya. Hal ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi masyarakat dunia ditengah ancaman krisis pangan dan makin sedikitnya lahan pertanian. Akan tetapi, intensifikasi pertanian justru memiliki dampak terhadap menurunnya kemampuan bumi untuk menyimpan karbon.


Referensi: Kirilenko, A.P. and A.M. Solomon.1998. Modeling Dynamic Vegetation Response to Rapid Climate Change Using Bioclimatic Clasiification. Climate Change 38:15-49

Bentuk Lahan


Bentuk Lahan (Landform) di Peukaan rmBumi
Bentuklahan adalah suatu kenampakan medan yang terbentuk oleh proses alami yang memiliki komposisi tertentu dan karakteristik fisikal dan visual dengan julat tertentu yang terjadi dimanapun bentuklahan tersebut terdapat. Berdasarkan klasifikasi yang dikemukaan oleh Van Zuidam (1969) dan Verstappen maka bentuk muka bumi dapat diklasifikasikan menjadi 9 satuan bentuklahan utama (geomorfologi), yang dapat masing-masing dirinci lagi berdasarkan skala peta yang digunakan. Adapun satuan bentuklahan tersebut adalah sebagai berikut.
1.      Bentuk Lahan Asal Struktural
Bentuk lahan struktural terbentuk karena adanya proses endogen atau proses tektonik, yang berupa pengangkatan, perlipatan, dan pensesaran. Gaya (tektonik) ini bersifat konstruktif (membangun), dan pada awalnya hampir semua bentuk lahan muka bumi ini dibentuk oleh kontrol struktural. Bentuklahan asal struktural adalah sebagai berikut.
1.1  Pegunungan Blok Sesar (Simbol: S1)
Description: D:\IPB\dokumen\geosains\tugas 3\Bentuklahan (Landform) di Permukaan Bumi _ Survey dan Pemetaan_files\bentuk-lahan-struktural-copy.jpgPegunungan blok sesar adalah pegunungan yang tersusun dari batuan klastik, ditandai oleh berbagai bentuk patahan, misalnya: graben,sembul,triangle facet,dan sebagainya








1.2  Gawir Sesar (Simbol: S2)
Description: D:\IPB\dokumen\geosains\tugas 3\gawir 2 puncak gunung batu.jpgGawir sesar yaitu tebing patahan memanjang, terjadi karena adanya dislokasi.
Contoh: Gawir Pucak Gunung Batu




1.3  Pegunungan antiklinal (simbol : S3 dan S4)
Description: D:\IPB\dokumen\geosains\tugas 3\antiklinal lebanon'.jpg.    Suatu bentukan yang tidak teratur, mempunyai ketinggian 75-300m dengan dip pada kedua sayap berlawanan arah. Lereng curam samapai sangat terjal dengan proses erosi dan longsoran. Jenis batuan terutama batuan sedimen, drainase baik, jeins tanah bervariasi.

Contoh:Pegunungan antiklinan di Lebanon.

1.4  Perbukitan atau pegunungan sinklinal (simbol : S5)
Suatu bentuk lahan yang tidak teratur, mempunyaiketinggian 75-300 m, dengan dip pada kedua sayapberhadapan. Lereng curam sampai sangat terjal,dengan proses erosi dan longsoran. Jenis batuan terutama batuan sedimen. Drainase baik, jenis tanah bervariasi.

1.5  Pegunungan monoklinal (simbol : S6)
Description: D:\IPB\dokumen\geosains\tugas 3\monoklinal 3-cujulang.jpgSuatu bentukan lahan yang tidak tertur, mempunyai ketinggian diatas 300 m, dengan dip perlapisan satu arah, biasanya ditandai oleh lereng depan yang terjaldan lereng belakang yang lebih landai. Lereng miring ampai sangat curam, proses geomorfologi adalah erosi. Jenis batuan sedimen, drainase baik, jenis tanah bervariasi.




1.6  Pegunungan atau perbukitan kubah (simbol : S7)
.    Pegunungan/perbukitan kuba (dome) adalah pegunungan/perbukitan tunggal yang lerengnya landai, terjadi karena proses updoming. kubah yang berstadia dewasa dipuncaknya terdapat sistem lembah berbentuk segitiga (triangle facet) yang disebut flat iron
1..7 Pegunungan atau perbukitan plato (simbol : S8)
Description: D:\IPB\dokumen\geosains\tugas 3\plato hammersley australia.jpgSuatu bentuk lahan yang terbentuk dari rangkaianpegunungan lipatan yang mengalami perubahanmenjadi struktur horizontal. Struktur tersebut datrannyaris (pineplain) kemudian terangkat sehinggamemberikan kenampakan lebih tinngi dari sekitarnya.Lereng datar sampai agak miring, dengan proseserosi. Jenis batuan sedimen, material permukaan liatsampai kerikil. Drainase baik, jenis tanah bervariasi.
Plato Hammersley-Australia

1.8  Lembah antiklinal (simbol : S9)
Description: D:\IPB\dokumen\geosains\tugas 3\lembah antiklinal 2.jpgDescription: D:\IPB\dokumen\geosains\tugas 3\lembah antiklinal 3.jpgMerupakan lembah di sekitar daerah antiklinal.





1.9 Hogback atau cuesta (simbol : S10)
Description: D:\IPB\dokumen\geosains\tugas 3\Hogback atau cuesta.jpgHogback adalah sebuah barisan gunung yang terjal pada punggungan yang strukturnya homoclinal, terbentuk dari monocline, miring curam terdiri dari lapisan batu yang menonjol dari daerah sekitarnya. Hogback sering ditemukan sebagai pegunungan di sepanjang lipatan anticlines dan synclines yang menentukan karakteristik suatu barisan gunung yang terjal, curam, kemiringan dip lebih besar dari 30 ° - 40 ° dengan kemiringan yang hampir simetris.
Description: D:\IPB\dokumen\geosains\tugas 3\hogback1 colorado.jpgCuesta adalah homoclinal punggungan dengan kemiringan yang lebih lembut dibanding hogback. Cuesta yang berlereng curam disebut tebing, sedangkan cuesta yang lebih curam disebut jurang.

Hogback Colorado                                

2.      Bentuk Lahan Asal Denudasional
Proses denudasional (penelanjangan) merupakan kesatuan dari proses pelapukan gerakan tanah erosi dan kemudian diakhiri proses pengendapan. Semua proses pada batuan baik secara fisik maupun kimia dan biologi sehingga batuan menjadi desintegrasi dan dekomposisi. Batuan yang lapuk menjadi soil yang berupa fragmen, kemudian oleh aktifitas erosi soil dan abrasi, tersangkut ke daerah yang lebih landai menuju lereng yang kemudian terendapkan.
Pada bentuk lahan asal denudasional, maka parameter utamanya adalah erosi atau tingkat. Derajat erosi ditentukan oleh : jenis batuannya, vegetasi, dan relief. Bentuklahan asal denudasional adalah sebagai berikut.
2.1  Pegunungan terkikis (simbol : D1)
Description: D:\IPB\dokumen\geosains\tugas 3\pgunungan terkikis.jpgSatuan bentuk lahan yang tidak teratur mempunyai ketinggian diatas 300 m. Lereng curam samapai sangat terjal, di dominasi oleh kenampakan erosi ringan sampi berat. Jenis batuan bervariasi, material permukaan lait samapi kerikil, setempat-setempat dijumpai singkapan batuan induk. Drainase baik, jenis tanah asosiasi Latosol, Podsolik dan Latosol.

.
2.2  Perbukitan terkikis (simbol : D2)
Suatu bentuk lahan yang tidak teratur mempunyai ketinggian 75-300 m. Lereng miring samapi curam, didominasi oleh kenamapkan erosi ringan sampai berta. Jenis batuan bervariasi, material permukaan laut sampai kerikil, setempat-setempat dijumpai singkapan batuan induk. Drainase baik, jenis tanah asosiasiLatosol, Posolik dan Litosol.3)Bukit SisaSuatu bentuk lahan dengan ketinggian 75-300 m,yang terbentuk akibat erosi berat di masa lapau sehingga terpisah dari perbukitan yang berdekatan dengan bentuk lahan tersebut. Lereng miring sampaisangat curam, proses geomorfologi adalah erosi. Jenisbatuan bervariasi, material permukaan liat sampai kerikil, setempat-setempat tersingkap batuan induk.Drainase baik, jenis tanah asosiasi Podsolik, Latosol dan Litosol.
2.3  Bukit sisa (simbol : D3)

Description: D:\IPB\dokumen\geosains\tugas 3\bukit sisa  Tambang Piropilit 4--Yd--2011.JPGDescription: D:\IPB\dokumen\geosains\tugas 3\bukit sisa.jpg







                                        Bukit Sisa Tambang Pirolusit
2.4  Perbukitan terisolir (simbol : D4)
Description: D:\IPB\dokumen\geosains\tugas 3\bukit teriaolir-cadbury.jpgSuatu bentuk lahan yang tidak memilki kesamaan dengan bukit sekitarnya dan terpisahkan oleh dataran dan tubuh di sekitatnya dan dipisahkan oleh dataran dan tubuh perairan. Lereng miring sampai curam,proses geomorfologi aerosi, jenis batuan bervariasi,material permukaan liat samapai kerikil. Drainase baik, jeins tanah asosiasi Latosol, Podsolki dan Litosol.

                                                     Bukit Terisolir-Cadburry
2.5  Dataran nyaris (simbol : D5)
Description: D:\IPB\dokumen\geosains\tugas 3\dataran nyaris.jpgSuatu bentuk lahan yang terjadi akibat proses pengrendahan pada masa lampau yang berkelanjutan dan mencapai tingkat permukaan dasar. Lereng datar sampai agak datar, proses geomorfologi erosi dan sedimentasi. Jenis batuan bervariasi, tetapi didominasi oleh batuan yan mudah terkikis. Material permukaan kerikil. Drainase sedang sampai baik, jenis tanah Latosol.




2.6  Kaki lereng (simbol : D6)
Description: D:\IPB\dokumen\geosains\tugas 3\kaki lereng 2.jpgSuatu bentuk lahan yang merupakan akumulasi materi koluvium pada daerah perbukitan atau pegunungan.Lereng agak miring sampai miring, proses geomorfologi yang didominasi sedimentasi. Jenisbatuan berupa rombakan lereng, material permukaanpasir sampai kerikil. Drainase baik, jenis tanah dominan Koluvial.

2.7  Kipas rombakan lereng (simbol : D7)
2.8  Gawir (simbol : D8)
Description: D:\IPB\dokumen\geosains\tugas 3\gawir 3.jpgDescription: D:\IPB\dokumen\geosains\tugas 3\gawir.jpg









2.9  Lahan rusak (simbol : D9)
Description: D:\IPB\dokumen\geosains\tugas 3\lahan-rusak2.jpgSuatu daerah perbukitan sampai pegunungan dengan bentuk tidak tertur dan berigir tajam. Lereng miringsampai sangat curam, proses erosi dari tingkat beratsampai sangat berat. Jenis batuan bervariasi, material permukaan liat sampai kerikil. Drainase baik, jenistanah cenderung bersolum dangkal (Litosol).

3.      Bentuk Lahan Asal Gunung Api (Vulkanik)
Vulkanisme adalah berbagai fenomena yang berkaitan dengan gerakan magma yang bergerak naik ke permukaan bumi. Akibat dari proses ini terjadi berbagai bentuk lahan yang secara umum disebut bentuk lahan gunungapi atau vulkanik. Bentuklahan asal gunungapi adalah sebagai berikut.




3.1  Kepundan (simbol : V1)

Gambar kepundan Bromo
Description: D:\IPB\dokumen\geosains\tugas 3\kepundan bromo.jpg












3.2  Kerucut Gunung Api (simbol : V2)
Description: D:\IPB\dokumen\geosains\tugas 3\gunung kerucut fuji.jpgSuatu bentukan lahan yang merupakan bagian atas volkanik akibat erupsi volkan. Lereng curam sampai sangat curam proses geomorfologi adalah erosi dan longsoran. Jenis batuan yang dominan batuan beku,material permukaan lanau sampai kerakal. Draina sebaik, jenis tanah regosol dan andosol.






























3.3  Lereng Gunung Api (simbol : V3)
Description: D:\IPB\dokumen\geosains\tugas 3\lereng-gunung-berapi_1.jpgSuatu bentukan lahan yang terdapat di bawah kerucut volkan sampai batas ata kaki volkan. Lereng miring sampai curam, jenis batuan adalah batuan beku,material permukaan liat samapi kerikil. Drainase baik, jenis tanah bervariasi.



3.4  Kaki Gunung Api (simbol : V4)
Description: D:\IPB\dokumen\geosains\tugas 3\kaki gunung api 3.jpgSuatu bentuk lahan yang terdapat pada batas bawah sampai paling bawah dari volkan. Lereng agak miring sampai miring. Proses geomorfologi adalah erosi. Jenis batuan adalah batuan beku, jenis tanah bervariasi.



3.5 Dataran Kaki Gunung Api (simbol : V5)
Description: D:\IPB\dokumen\geosains\tugas 3\dataran kaki gunung api.jpgSuatu bentuk lahan yang terdapat pada batas bawahdari kaki volkan sampai dataran aluvial. Lereng datarsampai agak miring. Proses geomorfologi adalahsedimentasi dan erosi. Jenis batuan adalah batuanbeku, material permukaan liat sampai pasir. Drainasebaik, jenis tanah bervareasi.



3.6 Dataran Kaki Fluvio Gunung Api (simbol : V6)
Description: D:\IPB\dokumen\geosains\tugas 3\dataran kaki fluvial.jpg










































N








3.7 Padang Lava (simbol : V7)
Description: D:\IPB\dokumen\geosains\tugas 3\padang lava.jpgSuatu bentuk lahan pada daerah volkan yang tertutup endapan lava. Lereng miring sampai agak curang, jenis batuan adalah batuan beku. Material permukaan liat sampai bongkah-bongkah batuan hasil pembekuan magma. Drainase baik, jenis tanah Andosol danlatosol.


3.8 Lelehan Lava (simbol : V8)
Description: D:\IPB\dokumen\geosains\tugas 3\lelehan lava (2).jpg









3.9 Aliran Lahar (simbol : V9)
Description: D:\IPB\dokumen\geosains\tugas 3\aliran lahar.jpgSuatu bentuk lahan pada daerah volkan yang tertutup endapan lahar. Lereng miring sampai agak curam, jeins batuannya batuan beku, material permukaan  debu sampai kerikil. Drainase baik, jenis tanah cenderung regosol.





3.10 Dataran Antar Gunung Api (simbol : V10)
Description: D:\IPB\dokumen\geosains\tugas 3\dataran antar gunung api dieng.jpgSuatu bentuk lahan yang terdapat pada batas paling bawah kaki volkan sampai dataran aluvial dan terletak diantara dua atau beberapa volkan. Lereng datar sampai agak miring, jenis batuan berupa batuan beku,material permukaan sampai pasir. Drainase baik, jenis tanah bervariasi.

Contoh: Dataran Tinggi Dieng



3.11 Leher Gunung Api (simbol : V11)
Description: D:\IPB\dokumen\geosains\tugas 3\leher gunung api.jpg











3.12 Boca (simbol : V12)
Suatu bentuk lahan yang terjadi karena intrusi magma yang membeku di permukaan, berbentuk bulat lonjong atau tidak beraturan. Lereng curam sampai sangat terjal, jenis batuannya batuan beku, material permukaan liat sampai kerikil. Drainase baik, jenis tanah bervariasi.


3.13 Kerucut Parasiter (simbol : V13)
Description: D:\IPB\dokumen\geosains\tugas 3\kerucut parasiter-gunung guntur.jpgSuatu bentukan yang terjadi akibat lava yang mengalir tidak melalui kepundan, tetapi muncul ke permukaan melalui celah baru, material permukaan liat sampai kerikil. Drainase baik, jenis tanah bervariasi.




Gambar kerucut parasiter Gunung Guntur


4.      Bentuklahan Asal Fluvial
Bentuklahan asal proses fluvial terbentuk akibat aktivitas aliran sungai yang berupa pengikisan, pengangkutan dan pengendapan (sedimentasi) membentuk bentukan-bentukan deposisional yang berupa bentangan dataran aluvial (Fda) dan bentukan lain dengan struktur horisontal, tersusun oleh material sedimen berbutir halus. Bentuklahan asal fluvial adalah sebagai berikut.
4.1  Dataran Aluvial (simbol : F1)
Description: D:\IPB\dokumen\geosains\tugas 3\dataran aluvial (jakarta).jpgSuatu bentuk lahan yang terbentuk oleh proses endapan aliran permukaan. Lereng datar sampai agak miring, dengan proses sedimentasi. Jenis batuan sedimen, material permukaan liat sampai pasir.Drainase baik sampai sedang, jenis tanah aluvial,Gleisol dan Grumusol.


4.2 Rawa, Danau, Rawa Belakang (simbol : F2)
Description: D:\IPB\dokumen\geosains\tugas 3\Rawa, danau, rawa belakang.jpgRawa adalah suatu bentuk lahan yang merupakan ledokan di daerah dataran dan terisi air dengan kedalaman relatif dangkal. Drainase buruk dengan genangan bersifat musiman sampai permanen. Jenis tanah Organosol.
Rawa belakang adalah suatu bentuk perairan yang terbentuk di belakang tanggul alam sebagai akibat meluapnya air sungai dantergenang secara musiman. Jenis batuan sedime,material permukaan liat sampai pasir halus. Drainaseburuk, jenis tanah Gleisol.
Danau adalah suatu tubuh perairan yang tergenang, baik batuanmanusia maupun alami serta mempunyai perbedaantemperatur dari dasar sampai permukaan.

4.3  Dataran Banjir (simbol : F3)
Description: D:\IPB\dokumen\geosains\tugas 3\dataran banjir.jpgSuatu bentuk lahan yang terletak di kanan-kiri sungai dan masih dipengaruhi oleh luapan banjir. Lereng datar sampai agak miring ke arah sungai, proses geomorfologi adalah sedimentasi. Jenis batuan sedimen, material permukaan liat sampai kerikil.Drainase sedang sampai buruk. Jenis tanah aluvial dan Gleosol.

D

                                                     Peta Dataran Banjir

Description: D:\IPB\dokumen\geosains\tugas 3\dataran bajir-bandung.jpg




Dataran Banjir Bandung














4.4  Tanggul Alam (simbol : F4)

Description: D:\IPB\dokumen\geosains\tugas 3\tanggul alam-ada di daerah bandung'.pngTanggul Alam di Bandung







\



4.5  Teras Sungai (simbol : F5)
Description: D:\IPB\dokumen\geosains\tugas 3\teras sungai- di daerah bali.jpgDescription: D:\IPB\dokumen\geosains\tugas 3\teras-sungai 2.jpg







                                                                  Teras Sungai di Bali

4.6  Kipas Aluvial (simbol : F6)
Description: D:\IPB\dokumen\geosains\tugas 3\kipas aluvial 2.jpgSuatu bentuk lahan yang dihasilkan oleh endapan yang kipas akibat terjadinya perubahan gradien dan arah aliran sungai. Lereng datar sampai miring,dengan proses erosi ringan maupun sedimentasi, jenisbatuan sedimen, material permukaan liat sampai kerikil yang belum terkosolidasi dengan baik. Drainase baik sampai sedang, jenis tanah Aluvial.

4.7  Gosong (simbol : F7)
4.8  Delta (simbol : F8)
Description: D:\IPB\dokumen\geosains\tugas 3\delta.jpg













4.9 Dataran Delta (simbol : F9)
Description: D:\IPB\dokumen\geosains\tugas 3\dataran delta patagonia.jpgSuatu bentuk lahan sebagai endapan sedimen yangterbentuk di muara sungai yang tidak bermuara kelaut serta sering ditemui perubahan-perubahan arah  aliran sungai. Lereng datar sampai agak miring,dengan proses sedimentasi. Jenis batuan sedimen,material permukaan liat sampai kerikil. Drainase baik sampai sedang, jenis tanah aluvial.

Gambar dataran delta Patagonia

5.                  Bentuk Lahan Asal Marin
Aktifitas marine yang utama adalah abrasi, sedimentasi, pasang-surut, dan pertemuan terumbu karang. Bentuk lahan yang dihasilkan oleh aktifitas marine berada di kawasan pesisir yang terhampar sejajar garis pantai. Pengaruh marine dapat mencapai puluhan kilometer ke arah darat, tetapi terkadang hanya beberapa ratus meter saja. Sejauh mana efektifitas proses abrasi, sedimentasi, dan pertumbuhan terumbu pada pesisir ini, tergantung dari kondisi pesisirnya. Proses lain yang sering mempengaruhi kawasan pesisir lainnya, misalnya : tektonik masa lalu, berupa gunung api, perubahan muka air laut (transgresi/regresi) dan litologi penyusun. Bentuklahan asal marin adalah sebagai berikut.

5.1  Description: D:\IPB\dokumen\geosains\tugas 3\gisik pantai.jpgGisik (simbol : M1)






















5.2  Dataran Pantai (simbol : M2)
Description: D:\IPB\dokumen\geosains\tugas 3\dataran pantai Glagah-1.jpgSuatu bentuk lahan berupa dataran yang terbentuk oleh akumulasi endapan laut. Lereng datar sampai agak miring, dengan proses sedimentasi, jenis batuan sedimen, material permukaan pasir. Drainase baik sampai sedang, jenis tanah Regosol.

Gambar dataran Pantai Glagah

5.3  Beting pantai (simbol : M3)
Gambar beting pantai di Islandia
Description: D:\IPB\dokumen\geosains\tugas 3\beting pantai3 islandia.jpg



F






5.4  Laguna (simbol : M4)
Suatu tubuh perairan yang terdapat di dalam atol, diantara pulau-pulau karang atau pulau-pulau.
Description: D:\IPB\dokumen\geosains\tugas 3\laguna-san-juan-danau-.jpg                                   Gambar Laguna di San Juan











5.5  Description: D:\IPB\dokumen\geosains\tugas 3\rataan pasang surut.jpgRataan pasang-surut (simbol : M5)
Suatau bentuk lahan yang letaknya lebih rendah daridaerah sekitanya, serta masih dipengaruhi olehpasang-surut air laut. Lereng datar sampai agakmiring, dengan proses sedimentasi. Jenis batuansedimen, material permukaan pasir, banyak dijumpairumah binatang laut. Drainase buruk, jenis tanahGleisol dan tanah mengandung diatomae.



5.6  Rataan lumpur (simbol : M6)
Description: D:\IPB\dokumen\geosains\tugas 3\rataan lumpur-di dekat mangrove.jpg
                                                                         
Rataan lumput biasa terdapat di dekat hutang mangrove.





5

5.7  Teras marin (simbol : M7)
Description: D:\IPB\dokumen\geosains\tugas 3\teras maring-takengon.jpg
Gambar teras marin di Takengon.








5



5.8  Gosong laut (simbol : M8
Suatu bentuk lahan dataran yang terletak di daerahyang rebentuk dari endapan pasir laut. Lereng datarsampai agak miring dengan proses sedimentasi. Jenisdatar sampai agak miring dengan proses sediemtasi. Jenis batuan sedimen laut, Description: D:\IPB\dokumen\geosains\tugas 3\gosong laut-pantai laut jawa.jpgmaterial permukaan liatsampai pasir. Drainase baik, jenis tanah Regosol danAluvium.





Gosong laut di Pantai Jawa





5.9  Description: D:\IPB\dokumen\geosains\tugas 3\pantai berbatu galapagos.jpgPantai berbatu (simbol : M9)
Pantai Berbatu Galapagos











Description: D:\IPB\dokumen\geosains\tugas 3\pantai berbatu-ngliyep malang'.jpgPantai Berbatu Ngliyep-Malang
















5.10          Terumbu (simbol : M10)
Description: D:\IPB\dokumen\geosains\tugas 3\terumbu-karang-kepulauan seribu.jpgSuatu bentuk lahan berupa dataran yang tersusun daribari karang dan dipisahkan dari daratan utama olehlaut. Lereng miring sampai terjal, dengan proses solusi.






6.                  Bentuk Lahan Asal Pelarutan
Bentuk lahan karst dihasilkan oleh proses pelarutan pada batuan yang mudah larut. Karst adalah suatu kawasan yang mempunyai karekteristik relief dan drainase yang khas, yang disebabkan keterlarutan batuannya yang tinggi. Dengan demikian Karst tidak selalu pada batu gamping, meskipun hampir semua topografi karst tersusun oleh batu gamping. Bentuklahan asal pelarutan adalah sebagai berikut
6.1  Dataran karst (simbol : K1)
Description: D:\IPB\dokumen\geosains\tugas 3\dataran karst-taman nasional southwest.jpgSuatu bentuk lahan yang relatif datar dengan struktur horisontal pada daerah karts dan lebih tinggi daripada daerah sekitarnya. Lereng datar sampai agak miring, jenis batuan sedimen kapur. Material permukaan dariliat sampai pasir, drainase baik, jenis tanah Mediterandan Renzina.

6.2  Kubah karst (simbol : K2)

Kubah karst di Description: D:\IPB\dokumen\geosains\tugas 3\kubah karst di burren.jpgBurren

















6.3  Lereng perbukitan (simbol : K3)
Description: D:\IPB\dokumen\geosains\tugas 3\lereng perbukitan desapane01.jpgSuatu bentuk lahan berbukut yang menyerupai  topografi karst tetapi tidak mempunyai karakteristikdominan dari suatu lahan karst. Lereng miring sampai terjal, proses erosi. Jenis batuan kapur dan batuan sedimen lainnya, material permukaan liat sampai pasir. Drainase baik, jenis tanah Renzina danMediteran.



6.4  Perbukitan sisa karst (simbol : K4)
Perbukitan sisa karst di Karangbolong, Kebumen, Jawa Tengah










6.5  Uvala atau polye (simbol : K5)
Description: D:\IPB\dokumen\geosains\tugas 3\uvala-mala luka'.jpg
Uvala Mala Luka















6.6  Ledok karst (simbol : K6)
Description: D:\IPB\dokumen\geosains\tugas 3\ledok wonosari.jpg
Ledok Wonosari
















6.7  Dolina (simbol : K7)
Description: D:\IPB\dokumen\geosains\tugas 3\dolina-slovenia.jpegDolina di Slovenia













7.                  Bentuk Lahan Asal Eolin (angin)
Description: D:\IPB\dokumen\geosains\tugas 3\Bentuklahan (Landform) di Permukaan Bumi _ Survey dan Pemetaan_files\eolin.jpgGerakan udara atau angin dapat membentuk medan yang khas dan berbeda dari bentukan proses lainnya. Endapan angin terbentuk oleh pengikisan, pengangkatan, dan pengendapan material lepas oleh angin. Endapan angin secara umum dibedakan menjadi gumuk pasir dan endapan debu. Bentuklahan asal eolin adalah sebagai berikut

7.1  Gumuk pasir (simbol : E1)
Description: D:\IPB\dokumen\geosains\tugas 3\gumuk_pasir-parangtritis.jpgGumuk/Dunes adalah Suatu bentuk lahan yang terjadi karena tenaga angin. Lereng datar sampai miring, dengan proses korasi dan sedimentasi. Jenis aluvium, material permukaan lanau pasir, jenis tanah Regosol.

Gambar gumuk pasir Pantai Parantritis


7.2  Gumuk pasik barkan (simbol : E2)
7.3  Gumuk pasir pararel (simbol : E3)
Description: D:\IPB\dokumen\geosains\tugas 3\Gumuk Pasir1 paralel.JPG
















8.                  Bentuk Lahan Asal Glasial
Description: D:\IPB\dokumen\geosains\tugas 3\Bentuklahan (Landform) di Permukaan Bumi _ Survey dan Pemetaan_files\glasial.jpgBentukan ini tidak berkembang di Indonesia yang beriklim tropis ini, kecuali sedikit di puncak Gunung Jaya Wijaya, Papua. Bentuk lahan asal glasial dihasilkan oleh aktifitas es/gletser yang menghasilkan suatu bentang alam.

Semua satuan bentuklahan tersebut memiliki karakter yang khas dan mencerminkan ciri tertentu. Dengan demikian maka, dengan mengenal nama satuan bentuklahan akan dapat dibayangkan sifat alaminya. Satuan bentuklahan ini sangat penting terutama dalam konteks kajian lingkungan, baik lingkungan fisik, biotis, maupun kultural.




9.      Bentuk Lahan Organik (termasuk artifiasial/campur tangan manusia)
Description: D:\IPB\dokumen\geosains\tugas 3\lahan organik, bale pare.jpgBentuklahan ini merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat pengaruh kuat aktivitas organisme (flora dan fauna). Contoh satuan bentuklahan ini adalah mangrove dan terumbu karang (simbol : O). Sedangkan bentuklahan akibat campurtangan manusia disebut juga dengan Antropogenik (simbol : A). Bentuklahan ini merupakan satuan bentuklahan yang terjadi akibat aktivitas manusia, sebagai contoh: waduk, kota, dan pelabuhan.

Translate