Bentuk
Lahan (Landform) di Peukaan rmBumi
Bentuklahan
adalah suatu kenampakan medan yang terbentuk oleh proses alami yang memiliki
komposisi tertentu dan karakteristik fisikal dan visual dengan julat tertentu
yang terjadi dimanapun bentuklahan tersebut terdapat. Berdasarkan klasifikasi
yang dikemukaan oleh Van Zuidam (1969) dan Verstappen maka bentuk muka bumi
dapat diklasifikasikan menjadi 9 satuan bentuklahan utama (geomorfologi), yang
dapat masing-masing dirinci lagi berdasarkan skala peta yang digunakan. Adapun
satuan bentuklahan tersebut adalah sebagai berikut.
1.
Bentuk Lahan Asal Struktural
Bentuk lahan struktural
terbentuk karena adanya proses endogen atau proses tektonik, yang berupa
pengangkatan, perlipatan, dan pensesaran. Gaya (tektonik) ini bersifat
konstruktif (membangun), dan pada awalnya hampir semua bentuk lahan muka bumi
ini dibentuk oleh kontrol struktural. Bentuklahan asal struktural adalah
sebagai berikut.
1.1 Pegunungan
Blok Sesar (Simbol: S1)
Pegunungan blok sesar
adalah pegunungan yang tersusun dari batuan klastik, ditandai oleh berbagai
bentuk patahan, misalnya: graben,sembul,triangle facet,dan sebagainya
1.2 Gawir
Sesar (Simbol: S2)
Gawir sesar yaitu tebing
patahan memanjang, terjadi karena adanya dislokasi.
Contoh: Gawir Pucak Gunung
Batu
1.3 Pegunungan antiklinal (simbol : S3 dan S4)
. Suatu bentukan yang tidak teratur,
mempunyai ketinggian 75-300m dengan dip pada kedua sayap berlawanan arah.
Lereng curam samapai sangat terjal dengan proses erosi dan longsoran. Jenis
batuan terutama batuan sedimen, drainase baik, jeins tanah bervariasi.
Contoh:Pegunungan antiklinan di
Lebanon.
1.4 Perbukitan atau pegunungan sinklinal (simbol : S5)
Suatu bentuk
lahan yang tidak teratur, mempunyaiketinggian 75-300 m, dengan dip pada kedua
sayapberhadapan. Lereng curam sampai sangat terjal,dengan proses erosi dan
longsoran. Jenis batuan terutama batuan sedimen. Drainase baik, jenis tanah bervariasi.
1.5 Pegunungan
monoklinal (simbol : S6)
Suatu bentukan lahan yang tidak
tertur, mempunyai ketinggian diatas 300 m, dengan dip perlapisan satu arah,
biasanya ditandai oleh lereng depan yang terjaldan lereng belakang yang lebih
landai. Lereng miring ampai sangat curam,
proses geomorfologi adalah erosi. Jenis batuan sedimen, drainase baik,
jenis tanah bervariasi.
1.6 Pegunungan
atau perbukitan kubah (simbol : S7)
. Pegunungan/perbukitan kuba (dome) adalah
pegunungan/perbukitan tunggal yang lerengnya landai, terjadi karena proses updoming. kubah yang berstadia dewasa
dipuncaknya terdapat sistem lembah berbentuk segitiga (triangle facet) yang
disebut flat iron
1..7 Pegunungan atau perbukitan plato (simbol : S8)
Suatu bentuk lahan yang terbentuk
dari rangkaianpegunungan lipatan yang mengalami perubahanmenjadi struktur
horizontal. Struktur tersebut datrannyaris (pineplain) kemudian terangkat
sehinggamemberikan kenampakan lebih tinngi dari sekitarnya.Lereng datar sampai
agak miring, dengan proseserosi. Jenis batuan sedimen, material permukaan
liatsampai kerikil. Drainase baik, jenis tanah bervariasi.
Plato Hammersley-Australia
1.8 Lembah antiklinal (simbol : S9)
Merupakan lembah di sekitar
daerah antiklinal.
1.9 Hogback atau cuesta (simbol : S10)
Hogback adalah sebuah barisan gunung
yang terjal pada punggungan yang strukturnya homoclinal, terbentuk dari
monocline, miring curam terdiri dari lapisan batu yang menonjol dari daerah
sekitarnya. Hogback sering ditemukan sebagai pegunungan di sepanjang lipatan
anticlines dan synclines yang menentukan karakteristik suatu barisan gunung
yang terjal, curam, kemiringan dip lebih besar dari 30 ° - 40 ° dengan
kemiringan yang hampir simetris.
Cuesta adalah homoclinal punggungan
dengan kemiringan yang lebih lembut dibanding hogback. Cuesta yang berlereng
curam disebut tebing, sedangkan cuesta yang lebih curam disebut jurang.
Hogback
Colorado
2.
Bentuk Lahan Asal Denudasional
Proses denudasional
(penelanjangan) merupakan kesatuan dari proses pelapukan gerakan tanah erosi
dan kemudian diakhiri proses pengendapan. Semua proses pada batuan baik secara
fisik maupun kimia dan biologi sehingga batuan menjadi desintegrasi dan
dekomposisi. Batuan yang lapuk menjadi soil yang berupa fragmen, kemudian oleh
aktifitas erosi soil dan abrasi, tersangkut ke daerah yang lebih landai menuju
lereng yang kemudian terendapkan.
Pada bentuk lahan asal
denudasional, maka parameter utamanya adalah erosi atau tingkat. Derajat erosi
ditentukan oleh : jenis batuannya, vegetasi, dan relief. Bentuklahan asal
denudasional adalah sebagai berikut.
2.1 Pegunungan
terkikis (simbol : D1)
Satuan bentuk lahan yang tidak teratur mempunyai ketinggian
diatas 300 m. Lereng curam samapai sangat terjal, di dominasi oleh kenampakan
erosi ringan sampi berat. Jenis batuan bervariasi, material permukaan lait
samapi kerikil, setempat-setempat dijumpai singkapan batuan induk. Drainase
baik, jenis tanah asosiasi Latosol, Podsolik dan Latosol.
.
2.2
Perbukitan terkikis (simbol : D2)
Suatu bentuk lahan yang tidak teratur
mempunyai ketinggian 75-300 m. Lereng miring samapi curam, didominasi oleh kenamapkan
erosi ringan sampai berta. Jenis batuan bervariasi, material permukaan laut
sampai kerikil, setempat-setempat dijumpai singkapan batuan induk. Drainase
baik, jenis tanah asosiasiLatosol, Posolik dan Litosol.3)Bukit SisaSuatu bentuk
lahan dengan ketinggian 75-300 m,yang terbentuk akibat erosi berat di masa
lapau sehingga terpisah dari perbukitan yang berdekatan dengan bentuk lahan
tersebut. Lereng miring sampaisangat curam, proses geomorfologi adalah erosi.
Jenisbatuan bervariasi, material permukaan liat sampai kerikil,
setempat-setempat tersingkap batuan induk.Drainase baik, jenis tanah asosiasi
Podsolik, Latosol dan Litosol.
2.3
Bukit sisa (simbol : D3)
Bukit
Sisa Tambang Pirolusit
2.4 Perbukitan
terisolir (simbol : D4)
Suatu bentuk lahan yang tidak memilki kesamaan dengan
bukit sekitarnya dan terpisahkan oleh dataran dan tubuh di sekitatnya dan
dipisahkan oleh dataran dan tubuh perairan. Lereng miring sampai curam,proses
geomorfologi aerosi, jenis batuan bervariasi,material permukaan liat samapai
kerikil. Drainase baik, jeins tanah asosiasi Latosol, Podsolki dan Litosol.
Bukit
Terisolir-Cadburry
2.5 Dataran nyaris
(simbol : D5)
Suatu bentuk lahan
yang terjadi akibat proses pengrendahan pada masa lampau yang berkelanjutan dan
mencapai tingkat permukaan dasar. Lereng datar sampai agak datar, proses
geomorfologi erosi dan sedimentasi. Jenis batuan bervariasi, tetapi didominasi
oleh batuan yan mudah terkikis. Material permukaan kerikil. Drainase sedang sampai
baik, jenis tanah Latosol.
2.6
Kaki lereng (simbol : D6)
Suatu bentuk lahan yang
merupakan akumulasi materi koluvium pada daerah perbukitan atau
pegunungan.Lereng agak miring sampai miring, proses geomorfologi yang
didominasi sedimentasi. Jenisbatuan berupa rombakan lereng, material
permukaanpasir sampai kerikil. Drainase baik, jenis tanah dominan Koluvial.
2.7
Kipas rombakan lereng (simbol : D7)
2.8
Gawir (simbol : D8)
2.9
Lahan rusak (simbol : D9)
Suatu daerah
perbukitan sampai pegunungan dengan bentuk tidak tertur dan berigir tajam.
Lereng miringsampai sangat curam, proses erosi dari tingkat beratsampai sangat
berat. Jenis batuan bervariasi, material permukaan liat sampai kerikil.
Drainase baik, jenistanah cenderung bersolum dangkal (Litosol).
3.
Bentuk Lahan Asal Gunung Api (Vulkanik)
Vulkanisme adalah
berbagai fenomena yang berkaitan dengan gerakan magma yang bergerak naik ke
permukaan bumi. Akibat dari proses ini terjadi berbagai bentuk lahan yang
secara umum disebut bentuk lahan gunungapi atau vulkanik. Bentuklahan asal
gunungapi adalah sebagai berikut.
3.1
Kepundan (simbol : V1)
Gambar kepundan Bromo
3.2
Kerucut Gunung Api (simbol : V2)
Suatu bentukan lahan yang merupakan bagian atas volkanik
akibat erupsi volkan. Lereng curam sampai sangat curam proses geomorfologi
adalah erosi dan longsoran. Jenis batuan yang dominan batuan beku,material
permukaan lanau sampai kerakal. Draina sebaik, jenis tanah regosol dan andosol.
3.3
Lereng Gunung Api (simbol : V3)
Suatu bentukan lahan yang terdapat di bawah kerucut volkan
sampai batas ata kaki volkan. Lereng miring sampai curam, jenis batuan adalah
batuan beku,material permukaan liat samapi kerikil. Drainase baik, jenis
tanah bervariasi.
3.4
Kaki Gunung Api (simbol : V4)
Suatu bentuk lahan yang terdapat pada batas bawah
sampai paling bawah dari volkan. Lereng agak miring sampai miring. Proses
geomorfologi adalah erosi. Jenis batuan adalah batuan beku, jenis tanah
bervariasi.
3.5 Dataran Kaki
Gunung Api (simbol : V5)
Suatu bentuk lahan yang terdapat pada batas bawahdari
kaki volkan sampai dataran aluvial. Lereng datarsampai agak miring. Proses
geomorfologi adalahsedimentasi dan erosi. Jenis batuan adalah batuanbeku,
material permukaan liat sampai pasir. Drainasebaik, jenis tanah bervareasi.
3.6 Dataran Kaki Fluvio Gunung Api (simbol
: V6)
N
3.7 Padang Lava
(simbol : V7)
Suatu bentuk lahan
pada daerah volkan yang tertutup endapan lava. Lereng miring sampai agak
curang, jenis batuan adalah batuan beku. Material permukaan liat sampai
bongkah-bongkah batuan hasil pembekuan magma. Drainase baik, jenis tanah
Andosol danlatosol.
3.8 Lelehan Lava
(simbol : V8)
3.9 Aliran Lahar (simbol : V9)
Suatu bentuk lahan
pada daerah volkan yang tertutup endapan lahar. Lereng miring sampai agak
curam, jeins batuannya batuan beku, material permukaan debu sampai kerikil. Drainase baik, jenis
tanah cenderung regosol.
3.10 Dataran Antar Gunung Api (simbol :
V10)
Suatu bentuk lahan yang terdapat pada batas
paling bawah kaki volkan sampai dataran aluvial dan terletak diantara dua atau
beberapa volkan. Lereng datar sampai agak miring, jenis batuan berupa batuan
beku,material permukaan sampai pasir. Drainase baik, jenis tanah bervariasi.
Contoh: Dataran Tinggi Dieng
3.11 Leher Gunung Api (simbol : V11)
3.12 Boca
(simbol : V12)
Suatu bentuk lahan yang terjadi karena
intrusi magma yang membeku di permukaan, berbentuk bulat lonjong atau tidak
beraturan. Lereng curam sampai sangat terjal, jenis batuannya batuan beku,
material permukaan liat sampai kerikil. Drainase baik, jenis tanah bervariasi.
3.13 Kerucut
Parasiter (simbol : V13)
Suatu bentukan yang terjadi akibat lava
yang mengalir tidak melalui kepundan, tetapi muncul ke permukaan melalui celah
baru, material permukaan liat sampai kerikil. Drainase baik, jenis tanah
bervariasi.
Gambar kerucut parasiter Gunung
Guntur
4.
Bentuklahan
Asal Fluvial
Bentuklahan asal proses fluvial terbentuk
akibat aktivitas aliran sungai yang berupa pengikisan, pengangkutan dan
pengendapan (sedimentasi) membentuk bentukan-bentukan deposisional yang berupa
bentangan dataran aluvial (Fda) dan bentukan lain dengan struktur horisontal,
tersusun oleh material sedimen berbutir halus. Bentuklahan asal fluvial adalah
sebagai berikut.
4.1
Dataran Aluvial (simbol : F1)
Suatu bentuk lahan yang terbentuk oleh
proses endapan aliran permukaan. Lereng datar sampai agak miring, dengan proses
sedimentasi. Jenis batuan sedimen, material permukaan liat sampai
pasir.Drainase baik sampai sedang, jenis tanah aluvial,Gleisol dan Grumusol.
4.2 Rawa, Danau, Rawa Belakang (simbol :
F2)
Rawa adalah suatu bentuk lahan yang
merupakan ledokan di daerah dataran dan terisi air dengan kedalaman
relatif dangkal. Drainase buruk dengan genangan bersifat musiman sampai
permanen. Jenis tanah Organosol.
Rawa belakang adalah suatu bentuk perairan
yang terbentuk di belakang tanggul alam sebagai akibat meluapnya air sungai
dantergenang secara musiman. Jenis batuan sedime,material permukaan liat sampai
pasir halus. Drainaseburuk, jenis tanah Gleisol.
Danau adalah suatu tubuh perairan yang
tergenang, baik batuanmanusia maupun alami serta mempunyai perbedaantemperatur
dari dasar sampai permukaan.
4.3
Dataran Banjir (simbol : F3)
Suatu bentuk lahan
yang terletak di kanan-kiri sungai dan masih dipengaruhi oleh luapan banjir.
Lereng datar sampai agak miring ke arah sungai, proses geomorfologi adalah
sedimentasi. Jenis batuan sedimen, material permukaan liat sampai
kerikil.Drainase sedang sampai buruk. Jenis tanah aluvial dan Gleosol.
D
Peta Dataran Banjir
Dataran Banjir Bandung
4.4
Tanggul Alam (simbol : F4)
Tanggul Alam di Bandung
\
4.5 Teras Sungai
(simbol : F5)
Teras Sungai di Bali
4.6 Kipas Aluvial
(simbol : F6)
Suatu bentuk lahan
yang dihasilkan oleh endapan yang kipas akibat terjadinya perubahan gradien dan
arah aliran sungai. Lereng datar sampai miring,dengan proses erosi ringan
maupun sedimentasi, jenisbatuan sedimen, material permukaan liat sampai kerikil
yang belum terkosolidasi dengan baik. Drainase baik sampai sedang, jenis tanah
Aluvial.
4.7 Gosong (simbol :
F7)
4.8 Delta (simbol : F8)
4.9 Dataran
Delta (simbol : F9)
Suatu bentuk lahan sebagai endapan sedimen
yangterbentuk di muara sungai yang tidak bermuara kelaut serta sering ditemui
perubahan-perubahan arah aliran sungai. Lereng datar sampai agak
miring,dengan proses sedimentasi. Jenis batuan sedimen,material permukaan liat
sampai kerikil. Drainase baik sampai sedang, jenis tanah aluvial.
Gambar dataran
delta Patagonia
5.
Bentuk Lahan Asal Marin
Aktifitas marine
yang utama adalah abrasi, sedimentasi, pasang-surut, dan pertemuan terumbu
karang. Bentuk lahan yang dihasilkan oleh aktifitas marine berada di kawasan
pesisir yang terhampar sejajar garis pantai. Pengaruh marine dapat mencapai
puluhan kilometer ke arah darat, tetapi terkadang hanya beberapa ratus meter
saja. Sejauh mana efektifitas proses abrasi, sedimentasi, dan pertumbuhan
terumbu pada pesisir ini, tergantung dari kondisi pesisirnya. Proses lain yang
sering mempengaruhi kawasan pesisir lainnya, misalnya : tektonik masa lalu,
berupa gunung api, perubahan muka air laut (transgresi/regresi) dan litologi
penyusun. Bentuklahan asal marin adalah sebagai berikut.
5.1 Gisik (simbol : M1)
5.2 Dataran Pantai
(simbol : M2)
Suatu bentuk lahan berupa dataran yang
terbentuk oleh akumulasi endapan laut. Lereng datar sampai agak miring, dengan
proses sedimentasi, jenis batuan sedimen, material permukaan pasir. Drainase
baik sampai sedang, jenis tanah Regosol.
Gambar
dataran Pantai Glagah
5.3 Beting pantai
(simbol : M3)
Gambar beting
pantai di Islandia
F
5.4 Laguna (simbol :
M4)
Suatu tubuh perairan yang terdapat di dalam
atol, diantara pulau-pulau karang atau pulau-pulau.
Gambar
Laguna di San Juan
5.5
Rataan pasang-surut (simbol : M5)
Suatau bentuk lahan yang letaknya lebih
rendah daridaerah sekitanya, serta masih dipengaruhi olehpasang-surut air laut.
Lereng datar sampai agakmiring, dengan proses sedimentasi. Jenis batuansedimen,
material permukaan pasir, banyak dijumpairumah binatang laut. Drainase buruk,
jenis tanahGleisol dan tanah mengandung diatomae.
5.6
Rataan lumpur (simbol : M6)
Rataan lumput biasa
terdapat di dekat hutang mangrove.
5
5.7 Teras marin (simbol
: M7)
Gambar teras marin
di Takengon.
5
5.8 Gosong laut (simbol
: M8
Suatu bentuk
lahan dataran yang terletak di daerahyang rebentuk dari endapan pasir laut.
Lereng datarsampai agak miring dengan proses sedimentasi. Jenisdatar sampai
agak miring dengan proses sediemtasi. Jenis batuan sedimen laut, material
permukaan liatsampai pasir. Drainase baik, jenis tanah Regosol danAluvium.
Gosong laut di Pantai Jawa
5.9 Pantai berbatu
(simbol : M9)
Pantai Berbatu
Galapagos
Pantai Berbatu
Ngliyep-Malang
5.10
Terumbu (simbol : M10)
Suatu bentuk lahan berupa dataran yang
tersusun daribari karang dan dipisahkan dari
daratan utama olehlaut. Lereng miring sampai terjal, dengan proses
solusi.
6.
Bentuk Lahan Asal Pelarutan
Bentuk lahan karst dihasilkan oleh proses
pelarutan pada batuan yang mudah larut. Karst adalah suatu kawasan yang
mempunyai karekteristik relief dan drainase yang khas, yang disebabkan
keterlarutan batuannya yang tinggi. Dengan demikian Karst tidak selalu pada
batu gamping, meskipun hampir semua topografi karst tersusun oleh batu gamping.
Bentuklahan asal pelarutan adalah sebagai berikut
6.1 Dataran
karst (simbol : K1)
Suatu bentuk
lahan yang relatif datar dengan struktur horisontal pada daerah karts dan lebih
tinggi daripada daerah sekitarnya. Lereng datar sampai agak miring, jenis
batuan sedimen kapur. Material permukaan dariliat sampai pasir, drainase baik,
jenis tanah Mediterandan Renzina.
6.2 Kubah
karst (simbol : K2)
Kubah karst di Burren
6.3 Lereng
perbukitan (simbol : K3)
Suatu bentuk
lahan berbukut yang menyerupai topografi
karst tetapi tidak mempunyai karakteristikdominan dari suatu lahan karst.
Lereng miring sampai terjal, proses erosi. Jenis batuan kapur dan batuan sedimen
lainnya, material permukaan liat sampai pasir. Drainase baik, jenis tanah
Renzina danMediteran.
6.4 Perbukitan
sisa karst (simbol : K4)
Perbukitan sisa
karst di Karangbolong, Kebumen, Jawa Tengah
6.5 Uvala
atau polye (simbol : K5)
Uvala Mala Luka
6.6 Ledok
karst (simbol : K6)
Ledok Wonosari
6.7 Dolina
(simbol : K7)
Dolina
di Slovenia
7.
Bentuk Lahan Asal Eolin (angin)
Gerakan udara
atau angin dapat membentuk medan yang khas dan berbeda dari bentukan proses
lainnya. Endapan angin terbentuk oleh pengikisan, pengangkatan, dan pengendapan
material lepas oleh angin. Endapan angin secara umum dibedakan menjadi gumuk
pasir dan endapan debu. Bentuklahan asal eolin adalah sebagai berikut
7.1 Gumuk
pasir (simbol : E1)
Gumuk/Dunes
adalah Suatu bentuk lahan yang terjadi karena tenaga angin. Lereng datar sampai
miring, dengan proses korasi dan sedimentasi. Jenis aluvium, material permukaan
lanau pasir, jenis tanah Regosol.
Gambar gumuk
pasir Pantai Parantritis
7.2 Gumuk
pasik barkan (simbol : E2)
7.3 Gumuk
pasir pararel (simbol : E3)
8.
Bentuk Lahan Asal Glasial
Bentukan ini
tidak berkembang di Indonesia yang beriklim tropis ini, kecuali sedikit di
puncak Gunung Jaya Wijaya, Papua. Bentuk lahan asal glasial dihasilkan oleh
aktifitas es/gletser yang menghasilkan suatu bentang alam.
Semua satuan bentuklahan
tersebut memiliki karakter yang khas dan mencerminkan ciri tertentu. Dengan
demikian maka, dengan mengenal nama satuan bentuklahan akan dapat dibayangkan
sifat alaminya. Satuan bentuklahan ini sangat penting terutama dalam konteks
kajian lingkungan, baik lingkungan fisik, biotis, maupun kultural.
9. Bentuk
Lahan Organik (termasuk artifiasial/campur tangan manusia)
Bentuklahan
ini merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat pengaruh
kuat aktivitas organisme (flora dan fauna). Contoh satuan bentuklahan ini
adalah mangrove dan terumbu karang (simbol : O). Sedangkan bentuklahan akibat
campurtangan manusia disebut juga dengan Antropogenik (simbol : A). Bentuklahan
ini merupakan satuan bentuklahan yang terjadi akibat aktivitas manusia, sebagai
contoh: waduk, kota, dan pelabuhan.