Rabu, 25 Juli 2012

Kutipan Kicauan

  • Otak itu penuh dengan potensi, asalkan kita mau membuka plastik penutupnya
  • Perjumpaan adalah lanjutan dari perpisahan lain
  • Hidup itu mudah, kalau kita berbicara dengan orang sukses
  • Hidup itu susah, kalau kita berbicara dengan orang susah
  • Berkarya itu tidak harus bekerja, tapi kata-kata yang terlontar pun sejatinya adalah sebuah karya
  • Mengatakan buruk itu mudah, tapi lebih mudah jika kita melakukan hal buruk
  • Mengatakan hebat pada karya orang itu susah, tapi lebih susah kalau kita melakukan hal hebat itu
  • Berkata jujur itu gampang, selama hanya hati kita yang mendengar
  • Berkata bohong itu susah, selama hati kita masih mendengar kebohongan itu
  • Menentukan pilihan itu susah, kalau hanya mengikuti pilihan yang ada
  • Menikmati karya cipta Tuhan sungguh menyenangkan, asalkan kita mau menyempatkan diri untuk bersyukur
  • Saatnya kita berani mengatakan bahwa kita orang baik, tapi beranikah kita mengatakan bahwa kita telah menunaikan kejahatan?
  • Menaati peraturan itu susah, selama aturan itu belum tertulis di sukma kita
  • Menjadi baik itu mudah, asalkan baik menurut versi nafsu manusiawi kita
  • Menjadi jahat itu susah, asalkan kita mengikuti fitrah manusia sebagai mahluk ciptaan-Nya
  • Inilah dunia, dimana kita adalah pemainnya
  • Mendengar teman bahagia dan kita pun ikut bahagia. Itu teorinya, faktanya?? Perlu dipertanyakan
  • Anak muda haruslah selalu semangat, itu kata para senior kita. Coba tanyakan pada mereka bagaimana masa mudanya. Selalu semangatkah?
  • Perpisahan adalah awal dari perjumpaan lain.
  • Pilihan yang sedikit hadir karena otak kita masih terbungkus rapi

Itulah sinyal-sinyal di otakku yang coba aku salurkan melalui jemariku di atas media pemberian Tuhan. Teruslah berkarya wahai diriku, karena kau ada untuk itu. (Agung Dwijayanto, seorang anak penjual koran berisi mahakarya Yang Maha Kuasa)

Multi Peran, pengakuan kemampuan atau perjudian?

Dramaga,Bogor. Banyak dari kita yang sering diberi kesempatan untuk memainkan berbagai peran yang sebenarnya ranah kompetensi kita bukan disitu. Akan tetapi, sebagai manusia yang dianggap mampu, kadang kita mengambil job tersebut. Berbagai alasan melatarbelakangi pengambilan keputusan tersebut. Ada yang hanya karena merasa tertantang, tapi ada pula yang memang harus mengambil karena tidak ada sosok lain yang dianggap mampu selain kita.

Perlu diperhatikan bahwa kita ditunjuk untuk mengambil peran tersebut bukan tanpa alasan. Pertama, jelas kita dianggap memiliki kemampuan lebih sehingga dirasa mampu untuk mengambilnya. Kedua, tidak ada orang yang mampu secara spesifik di bidang tersebut, sementara kita disinyalir mampu mengambilnya walaupun kita juga bukan ahli di bidang itu. Ketiga, mungkin saja ada pihak yang memang sengaja ingin mengetes kita apakah kita mampu untuk mengerjakan tugas diluar kemampuan spesifik kita.

Hal terpenting ketika kita diberi peran yang tidak sesuai dengan kemampuan asli kita adalah pikirkan dulu apakah kita mampu untuk melaksanakan peran tersebut atau tidak. Coba lihar dari berbagai sudut pandang, kalau perlu coba lihat dari sisi "luar kotak". Ketika kita masih tetap galau dengan keputusan yang kita ambil, cobalah untuk mengembalikan semua itu pada Yang Maha Memutuskan. Mengadulah kepada-Nya. Biarkan kita dituntun oleh-Nya untuk menentukan pilihan mana yang paling tepat. Percayalah bahwa rencana dan keputusan Tuhan adalah yang paling tepat untuk mahluknya.

sekian catatan ringan dari seorang penjual kreativitas.

Translate